SEBAGAI HADIAH MALAIKAT MENANYAKAN, APAKAH KAMI INGIN BERJALAN DI ATAS MEGA. DAN KAMI MENOLAK, KARENA KAKI KAMI MASIH DI BUMI SAMPAI PENYAKIT TERAKHIR DISEMBUHKAN, SAMPAI KAUM DHU`AFA DAN MUSTAD`AFIN DIANGKAT TUHAN DARI PENDERITAANNYA
Sabtu, 01 Mei 2010
Di kalangan kaum intelektual muda, kata apatisme sering disandingkan kepada mereka (mahasiswa) yang memiliki sikap acuh tak acuh dan ketidakpedulian terhadap lingkungan sekitarnya, baik lingkungan kampus maupun lingkungan masyarakat sekitarnya lebih luas lagi terhadap kondisi bangsa. Apatisme sebenarnya adalah kata serapan dari Bahasa Inggris, yaitu apathy. Kata tersebut diadaptasi dari Bahasa Yunani, yaitu apathes yang secara harfiah berarti tanpa perasaan. Jadi, apatisme adalah seseorang tidak berperasaan terhadap lingkungan sekitarnya.


Mahasiswa, sebagai kaum intelektual muda, seharusnya faham akan posisi dirinya sebagai agen of change. tidak hanya sekedar mencari kebutuhan dirinya sendiri, tetapi mahasiswa harus mampu mengeluarkan kemampuan yang dimilkinya untuk diaplikasikan ke dalam kehidupan bermasyarakat. Karena api idealisme mahasiswa sangatlah membara. Tidak cukupkah sejarah pada tahun 1998 serta sumpah pemuda telah menjadi bukti bahwa angkatan muda dan mahasiswa menjadi pilar dari perubahan bangsa ini? Kita dapat berkaca pada kedua kejadian itu, sesungguhnya mahasiswa memiliki api idelaisme yang tinggi. Karena mahasiswa adalah manusia yang bebas dari tekanan-tekanan kehidupan (seperti: tuntutan mencari nafkah bagi keluarga). Namun, pertanyaan yang pantas untuk kita kaji bersama adalah mengapa masih ada yang berjiwa acuh tak acuh? Mengapa api idealisme ini luntur? Dengan kata lain. Mengapa apatisme ini sangat menggejolak di tubuh mahasiswa belakangan ini?


Banyak faktor mengapa jiwa apatisme ini tumbuh berkembang di kalangan mahasiswa. saya, akan menguraikan satu persatu yang saya fikir cukup relevan untuk kita kaji bersama.




KEHIDUPAN MAHASISWA MASA KINI


Trend yang sedang berkembang dalam dunia mahasiswa saat ini antara lain; cinta, pesta (senang-senang), dan budaya instans. Mahasiswa dalam masa puberitasnya tidak bisa dipisahkan dengan cinta. Perasaan ingin ada yang memperhatikan dan keinginan dalam hal berbagi kesulitan hidup merupakan keinginan yang lumrah bagi mahasiswa saat ini. Merupakan hal tabu bagi seorang mahasiswa yang berstatus “jomblo”. Dan pada akhirnya, mahasiswa itu sendiri terjebak pada arus cinta yang salah. Mahasiswa tidak mencari lagi cinta sejati yang sebenarnya. Sehingga prestasinya menurun. Dan secara tidak langsung memikirkan kekasih dan cintanya akan menambah beban hidup dari mahasiswa itu sendiri.

Trend yang kedua adalah pesta. Pesta sering diidentikkan dengan bersenang-senang. Mungkin bagi sebagian besar orang akan menganggap pesta adalah dugem, minum-minuman beralkohol, kumpul kebo, dsb. Memang benar ketika kita berbicara kaum muda dan pesta asumsi itulah yang akan kita gunakan. Namun, perlu kita ingat kembali bahwa ada sebagian kaum muda yang memang tidak menyukai itu sama sekali dan menganggap itu hanyalah kenikamatan sesaat, yang mana ketika kita melakukan hal tersebut di anggap akan bedampak buruk bagi diri kita, maka pelampiasan kepenatannya diganti dengan berpesta di mall-mall, jalan-jalan bareng, nongkrong bareng temen, ngerumpi, dsb. Hal-hal semacam ini perlu kita kurangi, karena ini akan mengurangi waktu kita untuk berkegiatan yang lebih positif.

Trend yang terakhir adalah, budaya instan. “Nilai A” bagi mahasiswa cukuplah berharga. Tak jarang kita jumpai mahasiswa yang melakukan copy-paste dalam pembuatan makalahnya. Budaya mencotek dalam pembuatan tugas pun harus dilakukan untuk memperoleh nilai yang dianggap keramat itu. Itulah gambaran kecil tentang mahasiswa kini. Mahasiswa sudah tidak lagi menghargai sebuah proses untuk mendapatkan sesuatu. Padahal, proses itulah sangat berharga. Bukan hasil yang perlu kita hargai, tapi proseslah yang harus kita hargai. Lantas mengapa kita harus berbudaya isntan?

Barangkali kita akan melimpahkannya kepada arus globalisasi. Globalisasi yang membawa arus perubahan teknologi dan informasi menjadikan kita sangat mudah untuk mendapatkan informasi yang kita inginkan. Kaum muda yang haus akan rasa keinginantahuannya sangat terpengaruh oleh adanya globalisasi ini.

Bertaburnya acara-acara hiburan yang di tayangkan oleh stasiun TV membuat mahasiswa termanjakan oleh tayangan-tayangan tersebut. Bisa kita lihat, berapa banyak mahasiswa yang giat menulis di jurnal-jurnal kampus, berapa banyak mahasiswa yang mengikuti diskusi, yang membahas isu-isu terkini di lingkungannya? Mereka lebih banyak dan senang bercerita tentag infotaiment yang ada, lebih senang mengobrolkan gossip-gosip selebnritis yang ada. Inilah sedikit dampak negative yang dihasilkan oleh globalisasi.

Lantas, pertanyaan nya adalah, apakah salah globalisasi itu? Tentu saja globalisasi memliliki dua sisi yang saling melengkapi, yaitu sisi positif dan negatifnya. Tinggal, bagaimana kita meminimalisir sisi-sisi negatif yang ada. Karena, ternyata perkembangan teknologi dan informasi dapat kita manfaatkan untuk hal-hal yang lebih positif. Seperti: berdiskusi di dunia maya dan stasiun telefisi pun sudah ada yang berbicara dan menyajikan informasi tentang permasalahan terkini menggenai negeri, politik, ekonomi, dsb.




DAMPAK SIKAP APATISME YANG MENGAKAR DI KALANGAN MAHASISWA.

Munculnya ketakutan bahwa kecenderungan sikap instan dan tanpa berpikir panjang akan mampu mengarah ke sikap apatisme dari kaum intelektual mahasiswa, memang patut di waspadai. Realita yang terjadi belakangan ini mengenai semakin kerasnya globalisasi informasi menyerang mahasiswa tanpa adanya filter yang bisa menyaringnya, akan mampu mengoyak realita dengan mimpi-mimpi belaka. Lihatlah bagaimana antusiasnya kawula muda untuk menonton tayangan MTV dan sebagainya, dari pada berduyun duyun melihat dan merasakan langsung dialog – dialog politik dalam negeri. Lihatlah pula bagaimana kaula muda berbondong-bondong untuk menonton konser musik, dibandingkan harus duduk mendengarkan seminar mengenai keadaan perpolitikan atau permasalahan di dalam negerinya. Mahasiswa sering lupa bahwa ketika mereka lebih senang menikmati pesta, dan mereka sudah enggan untuk mendengarkan atau mungkin mengkritik perpolitikan di negerinya, mereka tidak sadar bahwa masa depan negaranya di tentukan oleh tangan-tangan mereka.

Penyadaran untuk kembali mengkondusifkan suasana berpikir kritis dan berani bertindak membutuhkan waktu tidak sebentar, namun usaha – usaha menghidupkan kembali melalui diskusi – diskusi kecil yang bisa menjadi bola salju yang besar masih terus berjalan dengan masih hidupnya organisasi pro demokrasi yang pernah jaya pada jamannya. Selain itu pola pikir yang tumbuh dalam jiwa – jiwa muda yang progresif harus bisa menggugah sebagian mahasisiwa lainnya untuk sama – sama bergerak membangun bangsa dengan kemampuan berkarya masing – masing.

Adalah tugas bagi kita untuk tidak membiarkan hal tersebut menyebar atau bahkan mengakar lebih dalam lagi. Karena mahasiswa Indonesia di dalam kehidupan kampus yang seimbang, adalah harapan rakyat dalam mengontrol jalannya pemerintahan dengan menjunjung moralitas, bersih, dan mampu membawa Negaranya ke arah yang lebih baik. Amin…!
_____________________________________
* Kader Komisariat Fakultas Ekonomi UAD, Kordinator Bidang Eksternal KORKOM IMM UAD periode 2009/2010, Presiden Partai Mahasiswa Reformasi periode 2009/2010, Presiden BEM terpilih periode 2010/2011.
** Disampaikan pada acara diskusi "CREATIVE MINORITY" IMM Farmasi UAD tanggal 27 April 2010 di damar.

0 komentar:

Posting Komentar

EVENT

MUSYAWARAH KERJA
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH FAKULTAS FARMASI PERIODE 2010/2011


Sabtu & Ahad
4 & 5 Maret 2011
13.00 - 18.00 & 09.00 - Selesai
Ruang 204 Kampus III UAD & Wisma Damar

UP-GRADING
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH FAKULTAS FARMASI PERIODE 2010/2011


Jum'at
4 Maret 2011
13.00 - 18.00
Ruang 303 Kampus III UAD

PELANTIKAN PIMPINAN KOMISARIT IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH FAKULTAS FARMASI PERIODE 2010/2011


Sabtu
5 Februari 2011
16.00
Ruang 203 UAD

FROM ADMIN

Bagi teman - teman yang ingin menyumbangkan tulisan ke dalam blog ini dapat mengirimkannya ke immfarmasiuad@ymail.com.
TERIMA KASIH

Blog Archive